 |
| Artwork by Irvan Ridwansyah @_rdwnsyh |
Hello, I’m so happy to be able to share my lettering experience on Val’s blog. This time the focus is on how to find your own lettering style and some useful tips to help you find it. I hope that my experience will be helpful for you guys.
First, let me introduce myself. My name is Irvan Ridwansyah. I’m a lettering artist from Jakarta, Indonesia. I love creating lettering work using the brush pen script that is modern and dynamic. I also love exploring typography layouts and trying out different brush pens to practice my brush calligraphy skills.
Ok so let’s get straight to it.
In my opinion, the key in finding your lettering style is consistency and honesty. Simple, right?
The first moment that I started to have my own lettering style was roughly in 2017, when many friends could easily recognize my work on Instagram. At the time, I was consistently using one of my favorite mediums: Posca markers on black paper. The lettering style I was using was mainly modern script with a dynamic flow. Because I really love this style, it was easy to develop it. Not long after that several lettering/type-lover accounts reposted my work, and friends told me they could recognize my work right away, even when people did not credit me back. Until this day, I still use the same lettering style but it took time to develop my skills. This is not something that you can get instantly. Focus on creating honestly from what makes you happy then eventually your own lettering style will come through.
Often times the biggest problem people face is that they don’t know where to start. I will try to share some tips from my own experience that are hopefully helpful for you guys.
Make a list of the lettering styles that you like. Be honest with yourselves at this stage, and avoid choosing lettering styles just because you want to look cool. Once you’ve got that list, try all of the styles you’ve collected and see which style you are most comfortable working on. Out of all the styles you’ve tried, there should be one or two styles that you find suitable for you and that you can develop further. Focus on those styles because they have great potential.
For example in my case, I really like lettering styles such as modern script, vintage, roman, italic, copperplate, and even Victorian. When I was practicing, I discovered that I could develop modern script and the vintage style better than Victorian and Calligraphy Copperplate. Because of that, I decided to just focus of those two. I think it’s better to just focus on one or two lettering styles because that will help us develop our own style. Every now and then it’s okay to try a different style too because that will add to our lettering skills.
Look at a lot of references. Try to find lettering style references from the Internet or books. You can even look outside of lettering for references, such as music, film, illustrations, paintings, etc. This can help inspire us when we work on a lettering concept. But how do we avoid imitating someone else’s work when we want to use their work as reference or inspiration? I believe that an artwork is created through the combination of a concept (idea, expression, feelings) and the skill of an artist. So when you are studying an artwork as a reference, study the basic technique, not the concept of the artist. In the context of lettering that means learning the basic techniques of letterforms, shading, mixing colors, or making layouts.
To enrich the concept, we can learn from literature. For example, books about a style of lettering from a certain era, such as Art Deco, in the 1950s or 1960s. Not only from lettering, but finding concept references can come from other areas, such as illustration, photography, watercolor, animation, books, movies, and many more. Therefore, we can get a variety of inspiration. Then you can process, combine and add based on what you like to produce fresh ideas.
Consistency. When you have chosen certain lettering styles as references, for example vintage, do lettering with vintage theme such as in the 1950s-1970s consistently and for a long period of time. Eventually, your friends will notice your vintage-themed artwork. Like for example, we can easily recognize artwork from IT’S A LIVING with his monoline script and vibrant colors, Ian Barnard and Stefan Kunz with their typography-lettering, Nick Misani with his fauxatics style. They create works that are true to what they like consistently, so people can easily identify the artwork and instantly remember the creator.
Practice regularly and set goals. Without consistently practicing, we won’t be able to create our own style of lettering. Arrange goals every week or month, so you will gradually grow.
In conclusion, we can find our own lettering style by consistently creating from what we like best. Choose a lettering style that we can easily develop, and increase your references to enrich your basic techniques and lettering concept. Hope these tips are helpful and useful for you guys.
Irvan Ridwansyah
--------------------------
Halo, kali ini saya seneng banget bisa sharing di blog Kak Val untuk sharing pengalaman saya soal lettering. Kali ini fokusnya soal gimana supaya bisa menemukan gaya lettering sendiri dan tips tentang apa saja yang mungkin berguna untuk teman-teman dalam mencari gaya lettering. Semoga pengalaman saya bisa membantu ya.
Pertama-tama, perkenalkan dulu nama saya Irvan Ridwansyah. Saya lettering artis dari Jakarta, Indonesia. Saya senang sekali membuat karya dengan gaya brush-script modern dan dinamis. Saya juga senang sekali eksplor layout tipografi dan mencoba berbagai jenis brush pen untuk melatih skill kaligrafi brush. Sangat menyenangkan. Tapi gaya lettering yang paling menonjol dari karya saya adalah kaligrafi brush-script modern dengan flow yang dinamis.
Okay, langsung aja ya.. menurut saya, kunci utama dalam mencari gaya lettering adalah konsistensi dan jujur berkarya. Simpel banget kan?
Jadi, menurut pengalaman saya, momen awal ketika saya merasa mulai mempunyai ciri khas lettering adalah ketika sekitar tahun 2017, banyak teman-teman mengenali karya saya dengan mudah di Instagram. Waktu itu saya konsisten berkarya menggunakan alat yang sangat senangi, yaitu posca di media kertas hitam. Gaya lettering yang saya buat hampir selalu script modern dengan flow yang dinamis saat itu. Karena itu gaya lettering yang saya suka dan saya mudah berkembang. Hingga pada waktunya, karya saya beberapa kali di-repost akun type lovers, dan teman-teman dengan mudah mengenali itu karya saya. bahkan ketika beberapa akun bandel menggunakan karya saya tanpa credit, banyak teman yang bisa mengenali karya tersebut adalah karya saya. Hingga saat ini pun saya masih membuat karya dengan gaya lettering yang sama, namun ada progress yang signifikan karena saya melatih skill saya hampir setiap hari. Ini membutuhkan proses yang memang memakan waktu, jadi bukan sesuatu bisa didapat dengan instant. Fokus berkarya saja dengan jujur dari hal yang kamu senangi, perlahan jalan mencapai gaya lettering sendiri akan terbuka.
Permasalahannya adalah banyak temen-temen kesulitan dengan bagaimana memulainya? Saya akan coba share tips yang didasari pengalaman saya ya. Semoga cocok dengan temen-temen.
Bikin list gaya lettering yang kita suka. jujurlah pada diri sendiri di tahap ini, hindari memilih gaya lettering hanya karena ingin terlihat keren. Jika sudah ada list yang kita suka, coba semua, dan lihat gaya lettering mana yang kita merasa nyaman dengan proses membuatnya. Dari sekian banyak gaya lettering tsb, pasti ada satu atau dua gaya lettering yang cocok dan kita mudah berkembang. Fokus pada gaya lettering tersebut karena mungkin ada potensi besar disana. Misal dalam kasus saya, saya suka banyak sekali gaya lettering seperti script modern, vintage, roman, italic, copperplate dan bahkan victorian. namun, saya merasa mudah berkembang dengan pada gaya lettering script modern dan gaya lettering vintage, sedangkan saya kurang berkembang pada gaya victorian dan kaligrafi copperplate. makanya saya memutuskan untuk fokus pada gaya lettering script modern dan sesekali mencoba gaya lettering vintage. Menurut saya lebih baik fokus pada satu-dua style karena itu membantu kita menemukan gaya lettering kita sendiri. Sesekali mencoba gaya lettering lain itu boleh banget, karena menambah skill lettering kita.
Perbanyak lihat referensi. Carilah referensi tentang gaya lettering dari internet atau buku. Ada banyak sekali gaya lettering yang menarik, seperti gaya lettering vintage, victorian, roman, script, sign painting, modern dan banyak lagi. Perbanyak referensi diluar lettering juga seperti music, buku, film, karya ilustrasi, painting. Ini bisa merangsang ide ketika kita mau membuat konsep lettering.
Lalu bagaimana agar kita tidak terjebak untuk mengimitasi karya orang lain yang jadi referensi kita berkarya?
Lalu bagaimana agar kita tidak terjebak untuk mengimitasi karya orang lain yang jadi referensi kita berkarya?
Menurut pandangan saya, satu hasil karya terbentuk dari perpaduan antara konsep (ide, ekspresi/feeling) dan skill si artis. Jadi sebaiknya yang kamu perlu pelajari sbg referensi adalah teknik dasarnya, bukan konsep si artist. Jika dalam konteks lettering, teknik yang perlu kita pelajari seperti teknik dasar gambar huruf, teknik dasar bagaimana si artis membuat shading pada lettering, teknik dasar mencampur warna, teknik dasar membuat grid atau layout.
Untuk memperkaya konsep, kita bisa belajar dari literature, misal buku tentang gaya lettering pada satu era, seperti Art Deco, 50s atau 60s. Referensi konsep bisa kita cari tidak hanya dari bidang lettering, bisa dari bidang lain, seperti ilustrasi, fotografi, watercolor, animasi, buku, film dan banyak lagi. Dengan begini, kita bisa mendapat inspirasi yang beragam. Lalu kamu olah, kombinasikan dan tambahkan sesuai apa yang kamu suka sehingga menjadi ide yang fresh.
Konsistensi. Ketika kamu sudah punya list gaya lettering yang kamu jadi acuan, misal vintage, buatlah karya lettering dengan tema vintage seperti 50s-70s dengan konsisten dan dalam jangka waktu yang lama agar teman-teman bisa perlahan mudah mengenali karya kamu yang bertema vintage. Misal, kita bisa tahu dengan mudah karya ITS A LIVING dengan konsistensi script-monoline dengan warna vibrant-nya. Ian Barnard dan Stefan Kunz dengan tipografi-lettering-nya. Nick Misani dengan fauxatics letteringnya. Mereka jujur berkarya sesuai dengan hal yang sangat mereka senangi dengan konsisten, sehingga orang lain dengan mudah mengenali karya mereka dan langsung teringat dengan cepat siapa pemilik karya tersebut.
Latihan rutin dan set goals. Kita gak akan bisa membentuk gaya lettering sendiri tanpa latihan rutin. Set goals per minggu atau per bulan agar progress belajar kita bisa perlahan naik.
Jadi kesimpulan yang bisa kita ambil jika ingin mencari gaya lettering sendiri adalah dengan konsistensi berkarya yang jujur dan dari hal kita sangat senangi. Pilih gaya lettering yang kita mudah berkembang. Perbanyak referensi untuk memperkaya teknik dasar dan konsep lettering. Semoga tips-tips ini berguna dan bisa membantu teman-teman.
Irvan Ridwansyah
Comments